sponsor links

Selasa, 24 Mei 2016

Hidup kayak orang ee

Hidup itu kayak orang yang ee di sungai, sebening apapun air sungai tempat kita ee dan setaktis apapun strategi dan posisi kita tetep ada aja ee oranglain yang bakalan lewat. Kita nggak bisa mencegahnya.

Nggak kerasa udah 1 tahun, 8 bulan, 17 hari atau bisa disingkat 625 hari gue bekerja disini. Dan semua itu gue jalanin dengan penuh rasa suka, duka dan tetep ada ee yang lewat, shit.

Tadinya gue berencana mau bikin satu blog lagi buat tulisin semua aib-aib anak-anak kantor dimana ga ada seorangpun yang tau, tapi yah niat itu gue urungkan setelah sebelumnya gue buka account gmail gue dan disitu banyak blog-blog gue yang mati suri.

Urung sudah keinginan buat bikin blog baru lagi, yah apaboleh buat gue masih punya satu blog ini yang bisa gue andelin. Kemungkian, Cuma kemungkinan ya nggak janji. Gue bakal lebih sering lagi nulis diblog ini, membangun kembali bakat gue sebagai penulis yang udah diturun kan oleh nenek moyang gue yang mana gue nggak pernah tau nenek moyang gue pernah nulis blog juga apa nggak.

Sebenernya semangat buat ngeblog udah ada semenjak dulu, fasilitas yang ada pun sudah memadai. Cuma gue aja yang males nulis, semenjak kerja dan banyak duit (cie) gaya hidup gue jadi agak berubah. Dulu potong rambut gue sebulan sekali, itu juga pas mudik jadi rambut dipotongin sama my pak bro. Sekarang udah nggak gitu lagi, gue lebih milih dicukur banci di salon ( sori om, om kayak banci sih gayanya haha).

Dulu gue biasa aja makan di nasi kucing pinggir jalan, sekarang gue tetep makan dipinggir jalan tapi yang nggak ada kucingnya lagi tapi ada kupu-kupunya. Dulu gue mainan kelereng, sekarang gue mainan bilyard. Dulu gue naik motor jelek sekarang gue pakai motor bagus (punya temen) ya intinya gue sekarang berubah. Tapi gue sadar ini bukan hal yang  bagus buat gue, so gue mutusin buat kembali jadi diri gue kembali dimana gue bisa berkarya nggak mati tanpa ninggalin apa2, seenggaknya gue bisa ninggalin ee juga di sungai tempat orang lain ee haha. Keep type be anonym and tell the world.


Jumat, 01 Januari 2016

Kerja Ikhlas

Gue baru naik gaji bulan kemarin, gaji yang gue terima melebihi perkiraan gue selama ini. Gaji gue teramat banyak jika dibandingkan dengan pekerjaan dan tanggung jawab gue. Gue merasa puas. Sampai...

Gue secara tidak sengaja mengetahui gaji temen gue yang masih kuliah dan bekerja berbekal ijazah smk. Gaji kita sama. Gue tiba-tiba merasa ini semua tidak adil. Gue merasa pekerjaan gue kurang dihargai. Gue lupa bagaimana harus tetap bekerja secara profesional dan tetap iklas menjalankan tanggungjawab gue.

Gue lupa melihat kebawah dan terlalu sering melihat ke atas. Gue lupa cara instropeksi diri. Gue merasa pekerjaan gue beres tapi tidak dibayar dengan seharusnya. Gue tiba-tiba ingin mengajukan pengunduran diri dari pekerjaan. Gue kurang bersyukur.

Ditengah kehidupan dimana banyak orang yang berjuang keras mencari pekerjaan, bahkan beberapa orang mencoba bekerja dengan beban yang banyak tapi dengan gaji yang sedikit, tanpa mengeluh dan melakukan pekerjaan siang dan malam, saat panas, hujan maupun mendung dan bahkan sampai menghalalkan segala cara. Sedangkan gue, dengan gaji diatas standar, dengan fasilitas berlebih dan jam kerja yang jelas malah tidak bersyukur dan selalu merasa kurang.

Gue masih harus belajar untuk mengontrol emosi. Menjadi dewasa adalah sebuah kewajiban yang harus diambil dan itu bukan sebuah pilihan. Cuma ada satu pertanyaan, mampu atau sanggup untuk bertahan disini.

Kerja keras memang tidak selalu harus ada hasilnya.

Bakat Kaya

Sampai detik ini, gue ga pernah sekalipun mencoba untuk menyerah buat menggapai cita- cita. Gue tau, nggak bakal mudah jalan yang membentang didepan. Penuh dengan rintangan dan pasti penuh dengan cobaan. Gue sudah sampai tahap dimana gue lupa cara buat menyerah. Mungkin karena gue terlalu tegar menyemangati diri sendiri.

Dari berjuta-juta kemungkinan yang ada, gue yakin pasti ada salah satu jalan dimana jalan tersebut bisa menuntun gue menuju kehidupan ideal yang diimpikan banyak orang, termasuk gue. Saat ini gue cuma belum menemukan jalan yang tepat dan harus terus mencoba berjalan dan mencari. Tidak ada perjalanan yang tak berujung. Pasti ada kesempatan, selalu ada kemungkinan.

Sekarang ditahun 2016, gue punya target beberapa langkah kedepan untuk menemukan jalan dan beberapa langkah kedepan untuk melaluinya. Gue tau perjalanan belum selesai walaupun jalan sudah ditemukan, karena gue masih harus menyusuri jalan tersebut sampai goal gue.

Mungkin salah satu hal yang menyebabkan sulitnya ditemukan jalan menuju kehidupan yang ideal karena gue masih memasang limiter dalam berusaha. Memasang batasan diri agar tidak terlalu jauh melangkah. Mencoba untuk berjalan sebelum berlari dulu. Mungkin gue harus belajar berlari sebelum belajar berjalan, gue tau dan gue nggak melakukan itu.

Keberanian untuk mengambil keputusan belum sepenuhnya gue kuasai, masih terlalu banyak keraguan yang menghantui setiap keputusan dan hasilnya gue selaku ragu dan tidak menghasilkan keputusan yang bagus.

Bukannya merasa kurang, bukannya kurang bersyukur atas semua yang gue miliki saat ini, sahabat, keluarga, pasangan, pekerjaan, uang dll. Tapi gue merasa masih kurang, semua ini belum bisa membuat bahagia semua orang yang gue sayangi. Gue tau kita nggak bisa membahagiakan semua orang. Gue tau tapi karena itu gue pasti melakukannya.

Satu hal yang membuat gue bener-bener bertahan sampai sekarang, gue percaya kebahagian tidak bisa dibeli dengan uang.  Tapi tidak bisa dipungkiri gue lebih memilih punya uang saat sedih maupun bahagia. Setidaknya disaat kondisi masih dibawah, gue bisa menghibur diri.

Ah mari lebih semangat di tahun 2016 ini.

Selasa, 29 Desember 2015

Konsep ketuhanan (menurut gue)

Konsep ya, terlalu berat buat gue sebenarnya. Gue bukan tipe orang yang benar-benar religius. Tapi gue punya sedikit pandangan tentang konsep ketuhanan. Tema yang sensitif. Seperti kebanyakan orang, gue termasuk orang yang menganut agama bukan karena pilihan sendiri tapi karena dibawa oleh keluarga. Gue sadar belum punya banyak ilmu soal ini.

Awal gue dapet pemikiran ini setelah membaca sebuah artikel diinternet. Jadi diartikel tersebut menjelaskan bahwa konsep ketuhanan diciptakan manusia untuk menutup, menjawab dan memberikan arah kemana manusia akan pergi. Mengisi celah kekosongan yang selalu manusia cari soal hidup.

Dalam beribadah, jujur gue belum bisa bicara banyak karena gue sendiri belum benar-benar bisa menjalani apa yang agama minta, agama gue. Lebih kearah menggugurkan kewajiban. Lebih kepada kebiasaan yang gue lakuin dari kecil. Rasa kurang ketika belum melakukan ibadah, bukan karena gue religius tapi karena rutinitas yang gue lakuin dari kecil.

Menurut gue, semua agama itu mengajarkan hal-hal yang baik dan untuk kebaikan umat manusia. Aturan-aturan yang ada dibuat agar mudah dipahami dan dilakukan sebagai syarat bergabungnya seseorang dengan suatu agama. Dalam hal ini agama sesat bukan merupakan suatu agama tapi lebih kepada pandangan hidup yang ditemukan sesorang dikesendiriannya. Sebuah ungkapan kesepian yang tidak semua orang bisa mengekspresikannya.

Sebuah agama berada diantara kedua mata. Ada namun tidak terlihat. Hanya setebal bulu tipis. Namun kuatnya tergantung kepada tekad orang yang memeluknya. Bisa sekuat baja, bisa selemah ranting. Pembelaan akan agama yang dipeluk merupakan kekuatan utama sebuah agama, jadi hal yang membuat ada, eksis dan kuatnya tergantung kepada umatnya.

Ini hanya pemikiran gue semata, tidak ada maksud apa-apa cuma ingin mengungkapkan hal yang berputar-putar tanpa arah. Yakini saja agama yang kita peluk dan tetap percaya. Tuhan ada dimana saja kita berada.

Hutang

Lagi senggang nih dan kepikiran buat nulis soal hutang. Gue cuma kepikiran satu hal tiba2, kira2 ada nggak ya orang yang sama sekali nggak punya utang. Gue sih ya emang sengaja hutang, kayak berasa hobi aja gitu.

Kadang ada rasa sayang sama duit kalo mau dipake buat beli ini itu, nah buat mensiasati hal tersebut maka menguatlah tekad untuk hutang. Lumayan kan beli barang secara kredit bisa nyicil dikit-dikit, ga kerasa beroo.

Nih gue mau kasih saran buat lo yang mau beli barang yang lo pengen pake metode kredit. Pertama, mending lo kredit sama orang deket-deket lo aja dan jangan sama orang yang baru kenal (mana bisa :D). Kedua, temuin orang yang agamanya kuat. Nggak bermaksud sara ya, cuma gue biasanya gitu. Gue deketin temen kantor gue, terus minta dibayarin pas beli sesuatu dan tar gue balikin secara kredit. Dijamin ga ada bunganya,bilang aja gini " bro lo boleh kalo mau minta untung dari utang gue, cuma gue khawatir itu diitung riba" dan satu lagi, jgn lupa katain itu pas barang udah dibayar dan udan lo pegang, trust me :D